“Baca surat yusuf sana biar nanti anaknya ganteng J”
Banyak yang ngomong gitu yah, nggak banyak lagi sih, tapi sering. Seakan sudah jadi tips paling ampuh jika ingin anak yang dikandung nanti lahir dengan wajah yang rupawan y abaca surat yusuf. Karrena itu banyak juga ibu-ibu yang pas hamil jadi rajiiim banget baca qur’annya. Tapi ya surat itu-itu aja, kalo nggak yusuf ya maryam. Kalo nggak maryam ya yusuf *yee sama aja kali kak*.
Fenomena ini telah menghasilkan jawaban yang *belum* valid J. Namun kebanyakan dari mereka menyebutkan bahwa ingin anaknya nanti lahir dengan cantik dan ganteng. Namun apakah itu benar yaa???
Benar tidaknya saya nggak akan menjudge buruk atau apalah di sini (yaah yang suka bid’ah bid’ahan kecewa nih. hehe). Lah emang baca qur’an mah dapat pahala, siapa yang bilang buruk. Bahkan riset membuktikan bahwa anak di dalam kandungan sudah memiliki kemampuan untuk mendengarkan, sehingga akan baik kiranya bagi orang tua untuk memutar music-musik positif untuk anak.
Islam, agama gue nih ya lebih keren lagi. Jika yang lain berbondong bondong memutarkan musik klasik untuk anaknya, maka islam ini beda, lebih top cer lagi guys. Kita orang islam dianjurkan untuk membacakan ayat-ayat Allah tuhan semesta alam untuk anak dalam kandungan. Nah kalau emang bener dengan musik klasik-yang diciptakan oleh manusia sendiri- anak bisa lebih, maka gimana jadinya, gimana cerdasnya, kalau anak sejak dalam kandungan di bacakan ayat-ayat yang merupakan kalimat Allah tuhan semesta alam?? Bisa-bisa jauuh lebih jauh dari cerdas. Makanya nggak heran jika orang – orang dahulu, seperti imam syafi’i bahkan bisa menghafal al-qur’an di usianya yang ke 7 tahun. Ealah guys, kita tujuh tahun dulu bisanya apa? Ngompol kali yaaa hehe.
Nah namun ternyata kebanyakan orang jika hamil sukanya baca surat yusuf aja, katanya sih biar anaknya ganteng. Tapi apakah kisah yusuf yang sedemikian indahnya hanya dimaknai secara sesempit itu? udah yang penting ganteng aja dah cukup deh. Nggak gitu harusnya. Guru saya, bapak moh. Yahya, menerangkan bahwa surat yusuf berasal dari kata yaa asiif artinya wahai orang yang kasihan atau menderita. Kenapa gitu? Nih kalau teman-teman baca suratnya secara menyeluruh pasti bakalan tahu alasannya. Nanti coba kita belajar lagi, kita baca lagi surat serta maknanya.
Surat yusuf ini sangat menarik, beda dengan surat yang lain. Makanya Allah menyebutnya akhsanul khoshosh, sebaik-baik kisah. Cara mengemasnya juga berbeda. Jika kisah nabi-nabi lain dikisahkan secara terpisah tempatnya, maka kisah nabi yusuf ini dikumpulkan secara utuh dalam satu surat. Jika kisah nabi-nabi lainnya rata-rata mengisahkan perjuangan dakwah nabi yang berakhir adzab untuk umat-umat yang membangkang, maka di sini mengisahkan tentang akhir kisah yang sungguh manis karena ketabahan dan kesabaran nabi yusuf serta ayahandanya dalam menghadapi segala musibah.
Kembali ke pertanyaan awal tadi. Mengapa yusuf diartikan sebagai orang yang menderita atau kasihan? Bagi yang sudah dibaca suratnya maka akan faham. Yusuf ini sejak kecil sudah diberikan ujian yang-kalau kita yang ngerasain-kayaknya sudah nggak kuat deh. Saudara-saudaranya dengan begitu tega merencanakan pembunuhan untuk dirinya dengan alasan iri terhadap kasih saying ayahnya yang lebih banyak pada yusuf. Namun akhirnya dia dibuang di dalam sumur yang selanjutnya ditemukan oleh pedagang dan dijual ke Mesir dengan harga murah. Menjelang dewasa dia pun diuji dengan godaan istri tuannya dan juga difitnah, yusuf pun masuk penjara hingga bertahun-tahun lamanya. Ujian yang begitu bertubi-tubi, namun tak sekalipun membuatnya mengeluh kepada tuhannya. Inilah kehidupan yusuf yang penuh dengan kedukaan, ujian dan luka.
Subhanallah, namun begitulah kenapa allah menyatakan bahwa kisah ini kisah yang paaaling indah. Kesabaran, ketabahan menghadapi segala macam ujian tersebut nggak akan dibiarkan lama-lama oleh allah. Lihatlah selanjutnya, dengan sekejap mata Allah mengubah yusuf dari seorang budak yang dipenjara menjadi seorang bendahara Negara Mesir yang memiliki pengaruh begitu besar di sana. Perlahan segala ujian terjawab dan terselesaikan dengan runtut, membaca suratnya bagaikan kita sedang menyaksikan film layar lebar yang terbaik. Satu satu masalah terselesaikan, dari pengakuan zulaikha, pertemuan dengan saudara-saudaranya hingga dapat kembali utuh dengan keluarganya. Subhanallah.
Dan jika teman-teman tahu, surat yusuf ini diturunkan kepada Nabi Muhammad ketika beliau sedang mendapat kesedihan yang begitu mendalam lantaran istri tercintanya khadijah dan pamannya abu thalib dipanggil oleh ilahi rabbi. Begitu sedih beliau, hingga allah menurunkan surat yang begitu indah ini sebagai pelipur laranya. Sebagai pesannya bahwa kesengsaraan dan kesusahan jika dilaksanakan dengan penuh ketabahan maka allah akan dengan mudah memberikan akhir yang indah. Mudah bahkan lebih mudah dari sekedar membalik tangan.
Maka dari itu, bagi para calon ibu-ibu. Dalam kisah yusuf hanya sedikit saja yang menekankan tentang ketampanan beliau. Jadi jika membacakan surat yusuf ketika hamil, jangan hanya berharap ketampanan. Tetapi juga ketabahannya, luhur budinya, ketaatannya, kecintaannya pada allah dan keluarganya. Semoga anak-anak kita nanti bisa menjadi yusuf-yusuf yang dicintai oleh Allah. Aamiin
Bukit Cemara Tidar Malang
PP. Darun Nun
Dyah Ayu Fitriana