December 8, 2023

Tawadhu’ merupakan akhlak terpuji yang melibatkan ranah manusia dan tuhan. Orang yang memiliki sifat tawadhu’ adalah orang-orang yang terpilih. Orang yang tawadhu’ jika berjalan di atas bumi akan terlihat tenang. Jika ia dihina oleh orang-orang bodoh ia hanya menjawab “ saya tidak mau menyakitimu dan janganlah kamu menyakitiku, tidak ada yang lebih utama diantara kamu dan aku karena aku dan kamu sama saja”. Orang yang tawadhu’ tidak akan mengetahui langit sedangkan orang yang sombong tidak akan mengetahui bumi. Renungkanlah bahwa sifat sombong hanya milik Allah. Allah berfirman dalam hadits Qudsi yang artinya “Sifat sombong adalah selendangku dan sifat agung adalah sarungku. Barang siapa yang merebut selendang dan sarungku, maka akan saya lempar ke neraka.


Lantas, apa yang harus kita lakukan jika ingin memiliki sifat tawadhu’?

  • Jika bertemu dengan anak kecil yang belum baligh bunyikan dalam hati bahwa dia lebih baik daripada saya karena anak ini tidak pernah melakukan dosa
  • Jika bertemu dengan orang tua bunyikan dalam hati bahwa beliau lebih daripada saya karena orang tua ini lebih tua dari saya sehingga ibadahnya lebih dahulu daripada saya
  •  Jika bertemu dengan orang yang pandai (alim) bunyikan dalam hati bahwa orang itu lebih baik daripada saya karena orang alim itu diberi ilmu yang saya tidak diberi, memperoleh sesuatu yang tidak bisa saya peroleh, mengerti sesuatu yang saya tidak mengerti sehingga jika dia beramal menggunakan ilmunya maka amalnya mudah diterima
  • Jika bertemu dengan orang yang bodoh bunyikan dalam hati bahwa orang ini lebih baik daripada saya karena jika orang ini melakukan ma’siat itu karena orang tersebut tidak faham sehingga orang yang melakukan ma’siat karena tidak faham itu mudah diampuni dosanya oleh Allah dan saya tidak mengerti apakah orang ini nanti akan mati dalam keadaan khusnul khotimah atau su’ul khotimah. Saya juga tidak mengerti nanti saya akan mati dalam keadaan khusnul khotimah atau su’ul khotimah
  • Jika bertemu dengan orang kafir bunyikan dalam hati bahwa orang itu lebih baik daripada saya karena saya tidak mengerti orang itu nanti masuk islam atau tidak. Dan saya tidak mengerti apakah orang ini nanti akan mati dalam keadaan khusnul khotimah atau su’ul khotimah. Saya juga tidak mengerti nanti saya akan mati dalam keadaan khusnul khotimah atau su’ul khotimah
  • Jika bertemu dengan hewan maka bunyikan dalam hati bahwa hewan itu lebih baik daripada saya karena jika hewan tersebut mati maka tidak aka nada yang menanyainya. Malaikat munkar dan nakir juga  tidak akan menanyakan perbuatannya selama di dunia.


Trus, bagaimana cara tawadhu’nya orang yang memiliki pangkat?
Menurut Kholifah Umar puncak tawadhu’ adalah:

  1. Jika bertemu dengan siapa saja maka ucapkan salam terlebih dahulu
  2. Selalu rela ditempatkan ditempat yang rendah
  3. Merasa tidak senang jika disebut sebagai orang yang baik atau bertaqwa

Semoga bermanfaat…


Risalatul Munawwaroh
PP Darun Nun Bukit Cemara Tidar F3 No 4
Karangbesuki Sukun Malang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *