Oleh Rofikatul Islamiyah
Ayolah, hentikan isakanmu. Apa harus memprioritaskan orang yang hanya menjadikanmu pilihan? Kaubukan pilihan ganda, dia bukan jawaban dan hidup kalian bukan kertas ujian. Bukan rejeki dia, tapi rejekimu untuk kelak seseorang yang bisa memprioritaskanmu. Yang tidak punya hati jangan dibawa perasaan. Yang main-main tidak perlu dianggap serius. ~Fiersa Besari~
Lanjutkan perjalanan ini, karena anak panah Tuhan telah jelasmenuntunmu, mengarahkanmu pada hal yang seharusnya kau tinggalkan untuk menemukan hal yang seharusnya kau gapai. Di depan sana banyak warna-warni kehidupan yang menunggu, cahaya fajar yang menghangatkan, taman dan hutan yang begitu menyejukan dengan barisan pepohonan yang rindang juga terselip buah-buahan yang tanpa di minta akan jatuh di hadapan, hewan-hewan yang tak lagi ganas, aliran sungai yang jernih terhiasi bebatuan yang tertata rapi, juga ikan-ikan yang bermain seraya petak umpet dan tentunya tempat kau pulang yakni rumah sederhana dikelilingi taman kecil, menghadap ke tepi danau dan saat senja tiba mega merahnya menyinari setiap kisi dari surga dunia, yah layaknya fullhouse. Sungguh indah bukan?

Gambaran itu memang terlalu hiperbola, namun jika hati iklas dengan apa yang terjadi dan dengan apa yang telah di berikan pada kita, maka hidup ini akan selalu indah. Karena semua yang datang pada kita itu sudah jatahnya. Tak kan ada kesalahan alamat pada sesuatu apapun yang sudah digariskan. Sekuat apapun ikhtiar untuk mendapatkan dan sekeras apaupun doa yang kita panjatkan pada akhirnya tak akan ada yang membangkang pada taqdir_Nya. Rela ataupun tidak, hasilnya akan sama. Bukan meremehkan iktiar dan doa, namun belajarlah qona’ah dan tenang. Hilangkan ke-egoisan itu, selain tak ada guna, hanya akan menyita energi, sungguh sangat disayangkan jika hasil dari proses pembentukan energi yang begitu rumit dan luar biasa dari alam untuk memenuhi kebutuhan setiap organ hanya di gunakan untuk membenci, memaki dan mencela garis dari takqdir ini. Bukankah garis itu akan indah jika berpola? Bukankah semakin menawan juga jika dengan warna? Tak hanya lurus-lurus dan hitam saja. Masih banyak hal yang perlu kau timba dalam hidup ini, jangan hentikan penjelajahan pengalaman, ilmu dan cinta hanya karena suatu hal yang bukan hakmu.
Tidak untuk menggurui, namun silahkan direnungi. Saya pun tak munafik, merasakan ke egoisan untuk mendapatkan apa yang diinginkan, itu lumrah. Wajar sebagai manusia memiliki sifat seperti itu, akan tetapi sebagai mahkluk yang berakal sebaiknya kita tidak memupuk sifat tersebut. Selain rawan dengan kemudharatan, hanya akan menyiksa diri. Menumbuh kembangkan perasaan-perasaan negatif. Menggelapakan masa depan, sebab kita sibuk dengan garis yang telah terjadi.