November 29, 2023
Pondok Pesantren Darun Nun Malang

Hidup akan terbilang runyam manakala seseorang tidak memperoleh kewajaran yang semestinya didapat layaknya manusia lain. Terkadang menuntut hak lewat jalan-jalan bathil, adalah suatu kehampiran yang umum. Kenyarisan yang pada akhirnya mampu tercegah ataupun malah terjerumuskan begitu saja. Bila keyakinan pada yang haq lebih tinggi daripada kenekatan untuk membiarkan diri tertuntun pada nafsiah, ia akan beruntung.
Memang benar bahwa segala sesuatu itu berasal pada apa yang dirasa dan apa yang terfikir dalam benak. Saat otak tak diaktifkan untuk berfikir jenih dan logis, sedangkan perasaan dibebaskan untuk terus melambai, maka kehancuran diri yang terjadi. Mengerahkan intuisi dan menghalau segala subjektifitas diri adalah sebuah kunci. Kodrat manusia, terutama bagi wanita, memiliki kecenderungan mengedepankan rasa. Ia mudah menjadi bumerang dalam situasai tertentu, dalam jalinan tertentu. Wanita tak mudah dalam membagi-bagi pilihan hingga menentukan satu pilihan juga dikarenakan alasan ini. Bagi laki- laki, sejatinya ia harus mampu mengarahkan diri, juga mengarahkan sosok yang akan ia arahkan. Itulah mengapa perbekalan menjadi suatu hal yang perlu diiktiarkan dalam mendapatkannya.
Dan bagi semuanya saja, katakanlah yang haq bila itu haq. Jalankan yang benar menurutNya, bukan menurut adat istiadatnya manusia apalagi menurut keinginan diri semata. Hal ini baik bagi wanita maupun mereka para lelaki. Sebab kau akan hidup selamanya dalam alurNya, ketentuanNya, dan kebijakanNya, hingga fase akhirat nanti. Apakah dengan tanpa dalih itu kau bisa gapai kata sakinah dalam diri?  Sebab sedikit saja membiarkan kefasadan berlangsung, maka tinggal menunggu saja hukum alam apa yang akan terjadi, juga sunatullahNya. Penggallah segala sesuatu bila memang itu bukan hakmu.
Melihat indahnya perhelatan hidup manusia yang menabrak batasan-batasan, terasa indah, terasa ingin mencobanya. Cukuplah untuk berandai-andai bahwa itu benar-benar nikmat, nikmat yang datangnya dari Tuhan namun sesungguhmya hanyalah dosa yang berwujud kiasan, tak terlihat namun terbungkus amat rapi. Tidakkah kau berfikir bahwa permainan dan hiburan pada akhirnya akan berujung?

Berpijaklah pada ketetapan hati terdalammu yang memijarkan frasa kejujuran dan kebenaran yang telah kau ketahui. Berfikirlah seribu kali bila ingin menabrak batasan terhadap perkara yang ada di depanmu.

Kehampaan, kehausan akan hilang, akan terbiaskan dengan sejuta keindahan dariNya nanti. Tapi nanti. Bersabarlah.
Kutahu dunia adalah sumber pembelajaran, hujatan dan tempaan. Menuntut hati dan fikiran tuk selalu uraikan sabar.
Ku tak tahu sampai kapan, kusimpan sampai kapan
Kurasa hingga nafas ini jatuh pada peristirahatan terakhirNya

Malang, 5 Juni 2017

Indah Nurnanningsih
Bukit Cemara Tidar F3-4 Karangbesuki Malang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *