December 8, 2023
Siti Fathimatuz Zahro’

Lingkungan merupakan suatu kesatuan akan seorang individu. Sebagai kaitannya adalah lingkungan merupakan suatu bentukan dari individu dan dampak dari adanya lingkungan adalah sistem sosial dari individu . Jika dilihat dari kaitan tersebut, maka dapat dikatakan apabila lingkungan berasal dari individu yang bersosial dan menciptakan sebuah kebersamaan. Perlahan dari suatu komunitas kecil kemudian semakin berkembang sehingga terciptalah sebuah lingkungan yang dapat bersifat aktif maupun pasif tergantung dari seberapa berperannya individu dalam lingkungan tersebut.

Setiap komunitas memiliki identitas masing-masing yang akan memberikan sebuah penamaan bagi lingkungan tersebut. Sebagai contoh, ketika seorang santri berada dalam suatu komunitas maka akan memiliki nama bahwa komunitas tersebut adalah komunitas dari orang-orang yang berasal dari pondok pesantren dan orang-orang yang mengaji agama kepada seorang guru muslim. Berperannya santri dalam komunitas tersebut akan menambah eksistensi kata “santri” dalam komunitas dan lingkungan yang dikenai komunitas tersebut.

Yang dikatakan sebagai “lingkungan santri” bukan hanya kanan kiri dimana seorang santri bermukim atau setiap jalan yang dilalui bepergian kemana pun. Sosial media, majlis ta’lim, bahkan warung-warung tepi jalan adalah lingkungan santri. Lingkungan santri dalam berperan guna kesejahteraan.

Dalam ilmu psikologi menurut Guilford “manusia mempengaruhi lingkungannya begitu pun sebaliknya, lingkungan akan mempengaruhi manusia”. Dari teori tersebut, dapat dikatakan dengan kiprahnya seorang santri akan mempengaruhi terbentuknya sebuah lingkungan. Hal ini merupakan suatu lahan dimana kemampuan seorang santri akan dipertanggungjawabkan. Banyak hal yang dapat dilakukan. Seperti sekarang ini dimana generasi 4.0 sedang berkibar dengan gencar dan apakah seorang santri akan tetap stagnan dengan asumsi “tidak akan mudah diterima masyarakat”. Sikap pemikiran yang sperti itulah, yang akhirnya membuat ruang gerak dari seorang santri menjadi semakin sempit dan mendorong anggapan masyarakat umum yang awam akan dunia santri dengan asumsi “Untuk apa hanya belajar ngaji lama-lama yang akhirnya tidak dapat berperan dan menciptakan suatu perubahan”.

Secara langsung namun tidak nyata, hal tersebut akan mempengaruhi keadaan psikologis dari seorang individu. Menurut Teori Hambatan Perilaku, stimulus yang berlebihan atau tidak diinginkan, akan mendorong terjadinya hambatan dalam kapasitas dalam proses informasi. Hal ini dapat mengakibatkan orang merasa kehilangan kontrol terhadap situasi yang sedang berlangsung. Apa yang menjadi harapan dari lingkungan dan santri akan menjadi tidak berjalan apabila seorang santri tidak mampu memproses apa yang sedang terjadi atau bahkan apa yang sedang dibutuhkan oleh lingkungan. Ketika seorang tidak mampu memproses informasi atau kejadian yang sedang terjadi, maka sudah dapat diprediksi bahwa juga tidak akan ada sebuah pergerakan.

Sesuai fakta yang sedang beredar, bahwa gerakan radikal sudah bukan pendatang baru dalam ranah lingkungan Nahdlatul Ulama. Sudah tidak perlu ditanyakan kembali, apakah akan ada penanggulangan terhadap masuk dan terpengaruhnya pemikiran-pemikiran santri dari paham ini. Dengan penyajian yang sederhana namun kuat, paham ini sangatlah mudah masuk dan tertanam pada jiwa seorang santri yang seharusnya santri berada digaris depan dalam “menyambut” paham ini.

Berdasarkan Teori Stress Lingkungan (Environtment Stress Theory), yang mengatakan bahwa apabila kadar dari stimulus lebih besar dari kadar kapasitas diri, maka akan memicu timbulnya stress negatif. Dari stress negatif itulah segala kemungkinan buruk dapat terjadi. Terjadi dalam bentuk verbal ataupun non verbal atau dalam bentuk kegiatan fisik maupun psikis.

Marilah menjadi pribadi yang berperan. Pemikiran yang selalu ingin tau apa yang telah, sedang, dan akan terjadi yang nantinya akan menimbulkan pemikiran-pemikiran kritis yang siap menanggulangi atau membentengi ketika ada sesuatu hal yang baru dan tidak sesuai. Lingkungan santri tidak hanya kanan atau kiri wilayah mukim namun dunia pun juga merupakan lingkungan. Semua itu kembali pada pribadi diri masing-masing.

Pondok Pesantren Darun Nun Malang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *