December 8, 2023
oleh : Neng Sumiyati 
Jika kita mengibaratkan seorang penuntut ilmu mungkin seperti seseorang yang sedang mencari berlian didalam tempat yang dangkal.Sesekali dia ingin sekali meraihnya, sesekali juga ingin rasanya meninggalkannya.Tanpa sadar juga sesekali dia mengusap air mata karena meratapi beratnya jalan untuk menemukan berlian itu, atau sesekali dia menuangkan rasa amarahnya dengan menyumpahi tempat yang menyulitkannya itu.

Ilmu itu seperti berlian, pedoman serta bekal yang harus diperjuangkan dengan berbagai rintangan, halangan, masalah dalam mencarinya.Bagaimana tidak ilmu juga disebut dengan cahaya, yang tentu hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang bersih hatinya.Bersih dari maksiat, bersih dari perbuatan yang melanggar aturan agama.Seperti yang dikatakan Waki’ seorang guru dari imam syafi’i, ketika imam Syafi’i  mengadukan keluhan atas hafalannya yang kurang baik.Kemudian Waki’ berkata “ ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya allah tidaklah mungkin diberikan kepada ahli maksiat”.


Sebagaimana mencari berlian didalam tempat yang dangkal, begitu juga dengan rintangannya ada dimana saja.Perihnya hati ketika mencoba menemukan berlian ditempat dangkal tersebut juga pasti dirasakan oleh para penuntut ilmu lain.Itulah perumpamaannya karena ada pengorbanan, tangisan, perpisahan yang semuanya bertujuan untuk mendapatkan ilmu tersebut.
Kesedihan sering kali menyelimutinya, amarah tak tertahan sering kali menjumpainya, kekesalan dalam proses pencariannya membuat dada sesak.Tanpa sengaja banyak air mata jatuh dalam proses pencariannya.Kerinduan akan kampung halaman menjadi kesehariannya, tentu bagi sang pencari ilmu yang harus bertahan di tanah rantauannya.
Mungkin kita harus banyak belajar dari gagahnya seorang jenderal dari dinasti umayyah yaitu Thariq bin ziyad, ketika beliau sedang menghadapi kenyataan pahit bersama pasukannya untuk menghadapi pasukan yang dipimpin oleh Roderick.Yang beliau yakini saat itu hanya kuasa dari tuhan dan keyakinan dirinya untuk menyemangati pasukannya.Keyakinan yang berbuah kemenangan.Penggalan perkataan sederhana namun menusuk relung jiwa.

إن صبرتم على الأشقّ قليلا, إستمتعتم بالأرفه الألذّ طويلا

“Jika kamu bersabar untuk kesulitan yang sedikit saja,maka kamu akan merasakan kenikmatan yang berkepanjangan”

Bersabar dalam proses menuntut ilmu sangat diperlukan, agar tidak melulu amarah yang dikedepankan.Sesuatu yang sulit namun berakhir manis yaitu kesabaran.Seperti benteng yang menopang segala kesulitan yang tentunya diimbangi dengan pendekatan dengan sang maha penyayang.

Karena rintangan dalam menuntut ilmu seperti deburan ombak yang selalu ada setiap saat.Bukan hanya sebagai pewas-was hati, namun juga sebagai penghias lautan.Begitu juga dengan rintangan dalam menuntut ilmu, itu juga sebagian dari hiasan kehidupan, yang harus terus dihadapi, jalani dan disyukuri.

Pondok Pesantren Darun Nun Malang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *