Pondok Pesantren Darun Nun Malang
SEMUT KECIL PENGHARAP ILMU
By; Nurmiati Habib
Berbicara perihal pengalaman ataupun perjalanan untuk menggapai ilmu, sangatlah panjang untuk diceritakan. Baiklah, kali ini aku akan mencoba menceritakan sedikit perjalanan dalam proses mencari ilmu dan apa saja sih pengalaman yang sudah di dapatkan untuk bisa sampai pada titik sekarang ini. Sejak kecil aku tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat yang menjunjung tinggi kekeluargaan. Keramahtamahan yang mungkin sudah aku pelajari sedari kecil, dengan melihat para tetangga guyup rukun dalam perbedaan. Saat kecil aku merasakan bagaimana bahagianya anak yang lahir tahun 90-an, bermain ria tanpa kenal waktu, mulai dari hujan-hujanan, petak umpet, masak-masakan, gerobak sodor, gateng, lompat tali, monopoli, wayang, layang-layang, kelereng, bentengan dan masih begitu banyak permainan lainnya . Apalagi pada saat puasa, dini hari sudah ramai suara kentongan keliling untuk membangunkan para orang-orang yang ingin sahur. Suara bedug setelah sholat tarawih yang begitu ditunggu-tunggu setiap malamnya. Ahh itulah kepolosan anak kecil yang mungkin salah satu rangkaian proses hidup yang menurutku permainan dan keluguan saat itu, sangatlah bermanfaat bagi perkembangan anak kecil dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Berlanjut dari itu semua proses pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah yang islami juga memberikan pengaruh luar biasa, seperti guru-guru yang begitu pintar dalam mengajarkan ilmu umum maupun agama kepada siswanya, teman-teman yang mendukung untuk terus bermain dan belajar dan tak lupa berkompetesi untuk merebutkan juara satu di kelas, berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai tinggi, dan ekstrakulikuler seni tari, drum band, pramuka yang menjadi favorit pada saat itu. Keluguan anak-anak kecil, ketika ditanya cita-citanya mau jadi apa, langsung dijawab dengan lantang dan yakin ingin jadi dokter, pilot, guru ataupun yang lainnya. Masa-masa itu yang sampai saat ini masih jelas dalam ingatan.
Masa SMA tak kalah berkesannya, peralihan dari sekolah islam ke sekolah umum negeri yang banyak pebedaan dari segi pergaulan serta daya kompetisi sangat tinggi. Tapi dari semua itulah aku bisa belajar bagaimana toleransi dengan orang-orang yang berbeda dengan mengacu pemikiran untuk memanusiakan manusia, belajar untuk mengahargai perbedaan pendapat dan belajar bagaimana membangun organisasi yang baik. Saat itulah aku mulai begitu aktif dalam berorganisasi. Pagi hari hingga sore kuhabiskan waktuku untuk sekolah dan setelah itu kumpul organisasi, seperti Pramuka, Osis Rohis, PIK-R hingga menjelang maghrib. Malam hari harus mengaji di pondok hingga larut malam, setelah itu mengerjakann PR. Semua itu terlalui dengan bergulirnya waktu dan tanpa kusadari proses selama tiga tahun sangat begitu cepat. Aku tak pernah menyangka hal-hal yang sebelumnya menurutku tidak mungkin, di SMA aku bisa mengubah paradigma dengan melerai ketidakmungkinan itu. Eittss setelah bernostalgia masa SMA, saat ini aku melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri dikota Malang Jawa Timur. Perjalanan untuk sampai di kota ini sangatlah panjang mungkin bisa sepanjang jalan kenangan hehe. Mulai dari keputusan untuk kuliah diluar daerah, perjalanan menuju kota Malang dengan sendirian, hingga pengalaman bertemu orang-orang baru dan masih banyak lagi. Aku tak pernah menyesali perjalanan hidupku hingga saat ini. Karena kuyakin itu semua merupakan proses kehidupan. Dan dari setiap proses itu aku bisa belajar akan banyak hal dan pengalaman yang luar bisa. Tetaplah berproses walau disetiap keterbatasanmu. Tetaplah bermimpi, hingga mmpimu melebur menjadi nyata. Tetaplah berdoa, hingga doa itu menjadi pengiringmu disetiap langkah kakimu. Tetap semangat dan terus berusaha.