Oleh: Hanifia Laila Harisi
Masakan Indonesia dikenal sebagai salah satu kuliner paling beragam dan berwarna di dunia, dengan cita rasa yang kaya dan kuat. Keanekaragaman ini dipengaruhi oleh kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau berpenghuni dari total 17.508 pulau, sehingga menjadikannya negara kepulauan terbesar di dunia. Lebih dari 300 kelompok etnis di Indonesia memiliki tradisi kuliner masing-masing, yang mencerminkan perpaduan budaya lokal serta pengaruh asing.
Tercatat sekitar 5.350 resep tradisional yang berkembang di Indonesia, dan sekitar 30 di antaranya dianggap paling penting. Cita rasa masakan Indonesia cenderung kompleks, diperoleh dari perpaduan berbagai bahan dan rempah-rempah. Rasa yang dihasilkan sering digambarkan gurih dan pedas, serta merupakan kombinasi dari rasa dasar manis, asin, asam, dan pahit.
Salah satu hidangan yang paling populer di Indonesia adalah sate. Hidangan ini memiliki banyak variasi di berbagai daerah, masing-masing dengan ciri khas bumbu, cara pengolahan, dan penyajiannya.
Sate Taichan merupakan salah satu varian sate ayam yang berbeda dari sate pada umumnya. Jika sate Madura atau sate Ponorogo disajikan dengan bumbu kacang atau kecap serta berbeda juga dengan sate padang yang mana sate padang menggunakan kuah dengan khasnya sendiri, sate Taichan justru tampil sederhana tanpa bumbu tersebut. Daging ayamnya hanya dibumbui garam dan jeruk nipis, kemudian dibakar hingga matang dan disajikan bersama sambal cabai rawit yang pedas.
Asal-usul sate Taichan diyakini bermula di kawasan Senayan, Jakarta, sekitar tahun 2012–2014. Di sepanjang area Stadion Gelora Bung Karno, banyak pedagang sate kaki lima yang berjualan hingga larut malam. Salah satu pedagang dikenal dengan nama Bang Amir. Suatu ketika, datang seorang pelanggan yang meminta sate ayam polos, tanpa bumbu kacang maupun kecap, dan hanya diberi sambal serta jeruk nipis. Ketika ditanya hendak dinamai apa, pelanggan tersebut menjawab “Taichan”, sehingga sejak saat itu sate polos tersebut dikenal dengan nama sate Taichan.
Keunikan sate Taichan adalah warna dagingnya tetap putih karena tidak diberi kecap atau bumbu yang menghitam. Sambal yang digunakan umumnya pedas segar, sehingga memberi rasa yang ringan tetapi tetap menggugah selera. Kesederhanaan ini membuat sate Taichan disukai berbagai kalangan, terutama anak muda, karena dianggap lebih sehat dan praktis.
Dalam perkembangannya, sate Taichan menyebar dari kawasan Senayan ke berbagai kota besar lain di Indonesia. Banyak pedagang mulai menjual berbagai varian sate Taichan, seperti sate kulit, sate usus, sate telur puyuh, hingga varian kekinian dengan keju mozarella. Popularitasnya meningkat pesat seiring dengan tren kuliner yang ramai di media sosial, menjadikan sate Taichan salah satu ikon kuliner jalanan modern Indonesia.
Resep Sate Taichan
(untuk 10 tusuk sate)
Bahan:
- 500 gram dada ayam, potong dadu kecil
- 2 sdm air jeruk nipis
- 1 sdt garam
- ½ sdt merica bubuk
- 1 sdm minyak goreng
Bumbu Sambal Taichan:
- 10 buah cabai rawit merah (sesuai selera pedas)
- 3 siung bawang putih
- ½ sdt garam
- ½ sdt gula pasir
- 2 sdm minyak goreng
- 1 sdm air jeruk nipis
Cara Membuat:
1. Marinasi Ayam:
- Campur potongan ayam dengan air jeruk nipis, garam, merica, dan
sedikit minyak. - Diamkan 15–20 menit agar bumbu meresap.
2. Ayam:Tusuk dan Panggang:
- Tusukkan potongan ayam ke tusuk sate.
- Bakar di atas teflon, panggangan, atau arang sampai matang (kurang
lebih 8–10 menit). - Bolak-balik supaya matangnya merata.
3. Buat Sambal:
- Tumis bawang putih dan cabai hingga harum.
- Haluskan semua bahan sambal (bisa diulek atau blender).
- Tambahkan air jeruk nipis, aduk rata.
4. Sajikan:
- Letakkan sate di piring, siram dengan sambal taichan.
- Sajikan bersama lontong atau nasi panas.
Sumber:
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DAKPUS). Sejarah dan Perkembangan Sate Taichan di Jakarta. Diakses dari https://budaya-indonesia.org/Sate-Taichan-Budaya-
Pondok Pesantren Darun Nun