Sejarah

Sejarah Pondok Pesantren Darun Nun

Darun Nun adalah sebuah kenyataan sejarah yang tercipta dari tetesan-tetesan samudera sejarah dunia. Darun Nun, nama yang cukup indah dan langka. Indah karena bagian dari mu’jizat yang membuat orang-orang kafir terperangah bahkan tak kuasa untuk menolak kebenaran Al-Qur’an, langka karena hanya sepotong huruf yang kalau dalam beberapa tafsir tidak memiliki makna khusus, tetapi diserahkan pemaknaan sebenarnya kepada Allah saw., di balik kesamaran huruf Nun tersebut mengandung ribuan asumsi-asumsi, pemaknaan yang tidak terbatas, hal tersebut dibuktikan dengan tantangan Allah terhadap orang kafir untuk membuat satu ayat pun, tetapi walau hanya satu  ayat  mereka tidak mampu menjawab tantanganNya. Sedangkan “Dar” bermakna rumah, tempat atau Gudang, yang harapannya Pondok Pesantren ini menjadi gudang rahasia-rasia Allah yang tersimpan dari setiap santri dan mampu terungkap lewat kreatifitas-kreatifitas dan aktifitas yang dijalankan dengan penuh kesungguhan.Pondok Pesantren Darun Nun bermula dari sebuah keinginan kuat dari warga salah satu ustadz beserta istrinya untuk menciptakan santri yang berwawasan keislaman yang luas, memiliki kemahiran berbahasa Internasional, kemahiran menulis yang baik, dan sosial kemasyarakat yang tinggi. Kemudain, keinginan tersebut disampaikan kepada beberapa mahasiswa, dan gayung pun bersambut, ada dua mahasiswi yang ingin bertempat tinggal di rumah beliau, dengan antusiasme yang tinggi dan cita-cita yang agung, beliau merespon keinginan tersebut dengan memberikan salah satu dari tiga kamar yang beliau tempati bersama keluarga. Walau hanya dua orang yang ada di rumah beliau, tetapi setiap hari tidak sepi dari beberapa kegiatan dan kajian keislaman.Setelah beberapa lama, banyak mahasiswa dan mahasiswi yang menginginkan untuk belajar menulis dan mengikuti kajian-kajian keagamaan di rumah beliau. Keinginan tersebut kemudian disampaikan kepada beberapa tokoh masyarakat yang ada di Perumahan Bukit Cemara Tidar Malang, dan hasilnya, salah seorang dari mereka sangat antusias sekali untuk memberikan dukungan materil dan dukungan moril, beliau adalah Bapak Drs. H. Purwanto, beliau yang kemudian mencari lokasi yang akan dijadikan pondok pesantren, setelah beberapa bulan sejak pertemuan itu, beliau membeli beberapa bidang tanah yang ada di Karang Widoro Atas, namun karena beberapa hal, lokasi tersebut tidak dapat dilanjutkan, walau tidak dapat melanjutkan pembangunan di tanah yang sudah disiapkan oleh Bapak H. Purwanto, tapi dengan kegigihan yang tidak pernah padam beliau mencari dari satu tempat ketempat yang lain.Setelah berkonsultasi ke beberapa tokoh agama di antaranya KH. Marzuki Mustamar, beliau menyarankan untuk mencari tempat di Karang Widoro Bawah, dan dengan waktu yang tidak terlalu lama, atas inisiatif Bapak Purwanto untuk mencari rumah yang ada di perumahan Bukit Cemara Tidar, dan tepat pada malam tahun baru Masehi 2013 beliau bersama Bak Agung Mardianto menemukan rumah yang cukup luas  di blok F3 nomor 4, dan ini merupakan tempat pertama Pondok Pesantren Darun Nun, yang seluruh  biaya pembeliannya ditanggung oleh Bapak Purwanto.Semangat dari para tokoh perumahan Bukit Cemara Tidar yang juga penggiat keta’miran Masjid Baiturrahman bersepakat untuk mengadakan pertemuan pertama, beliau adalah H. Thoriquddinl L.c., M.HI., Ir. H. Djoko, Drs. H. Purwanto, A. Rofiq, M. Pd., H. Halimi Zuhdy, M.Pd., MA. Dan terbentuklah sebuah kepengurusan Pondok Pesantren Darun Nun pertama. Sejak itulah, Pondok Darun Nun benar-benar menjadi pondok pesantren berbahasa dan berkarya.

Pesantren Masa Kini

Pondok Pesantren Darun Nun yang berdiri pada tahun 2013, dalam perjalanannya yang dahulu hanya untuk santriwati/mahasiswi sampai pada tahun 2019, Pondok Pesantren Darun Nun membuka pendaftaran untuk mahasiswa/santri putra. Yang diawali dengan hanya beberapa santri saja yang ikut mengaji di Pesantren Darun Nun yang berada di Perumahan Bukit Cemara Tidar. Dahulu pada tahun 2013 para santri menempat di blok F3 nomer 4, rumah diberikan oleh pak H.Purwanto sampai di tahun 2019 Pondok Darun Nun membuka pendaftran untuk mahasiswa/santri putra kemudian menyewa rumah di blok E. Syiar yang sudah mendarah daging dari awal Pondok Pesantren ini berdiri yaitu Berbahasa dan Berkarya yang menjadi patokan utama dalam meniti perjalanan sejarah Pondok Pesantren Darun Nun. Hal ini terwujud dengan banyaknya prestasi yang diraih oleh para santri Darun Nun selama menjadi santri di Pondok Pesantren Darun Nun. Bukan hanya prestasi akademik maupun non akademik namun dengan menerbitkan karya-karya santri setiap tahunnya. Hal ini terwujud dengan adanya konsep kurikulum pondok yang matang dengan mengkolaborasikan 2 elemen yaitu keterampilan berbahasa dan menulis. Di tahun 2023 ini Pondok Pesantren Darun Nun mencoba untuk mengembangkan kurikulumnya di level yang lebih tinggi lagi yaitu dengan menghadirkannya program Ma’had Aly dengan program yang wajib ditempuh selama 3 tahun.
Facebook
Twitter
WhatsApp