BAYANG-BAYANG SEMATA
Oleh: Zid-li Auliyana Luthfillah
Hai bung, tak kuasa ku memandang
Penuh cerita meski minim komunikasi
Tak berinteraksi dan terpendam di hati
Jauh di hati yang terdalam
Hai bung, aku takut keluargamu
Aku takut ibumu, ketikan maupun perkataan
Jangan menggantung! Kau serius tidak?!
Hei! Aku disini menunggu kepastianmu
Hai bung, aku sudah berkepala dua
Sampai kapan terus mengulur waktu?
Sampai kapan temanku berkata “tolol” kepadaku?
Apakah kau berpaling hati?
Apakah kau mempermainkanku?
Mana janjimu waktu itu?
Lihatlah orang tuaku sangat mempercayaimu…
Lihatlah ayahku yang rela memberikanku kepadamu
Tak ingatkah waktu itu?
Waktu dimana membuat hatiku berbunga-bunga
Waktu ketika lingkaran masuk ke jari manisku
Waktu ketika keluarga besar kami berkumpul
Suasana sesakral itu kau permainkan?
Bayang-bayangmu terus mengikuti
Suasana itu selalu menghantui
Sudah muak ku di titik ini
Pasrah! Silahkan kau sakiti diriku
Tapi jangan keluargaku
Tak akan pernah lagi ku kembali kepadamu!