Oleh I Gedhe Aditya Satrio Wiramurthi
“Apasih gunanya sekolah ataupun kuliah?, jika keduanya tidak menjamin untuk mendapatkan perkerjaan”, wah perlu dikasih paham nih terhadap statement-statement seperti ini, hehe. Jadi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa kita bahas dalam materi konsep belajar dan pembelajaran yang telah di sampaikan oleh pemateri persentasi pada kamis, 14 maret 2024) dalam mata kuliah Psikologi perkembangan dan teori belajar di kelas saya yang salah satunya saya sendiri, hehe.
Nah disini kita akan mengupas tuntas materi konsep belajar dan pembelajaran ini secara tuntas. lho, mengapa harus di kupas tuntas?, ngapain sih repot-repot menyusun artikel tentang konsep belajar dan pembelajaran?, Wah yang bener aja, rugi dong, jadi disini saya akan mengajak kalian untuk mengeksplore apa makna dari belajar dan juga membangkitkan semangat belajar kalian disekolah, dikampus ataupun disebuah lingkungan belajar lainya.
Jadi apa sih perbedaan antara belajar dan pembelajaran?
Belajar itu sendiri adalah sebuah upaya seseorang untuk menerima dan mendapatkan kan sebuah ilmu pengetahuan dari orang lain baik dari saudara sendiri, seperti dari guru, orang tua dan bahkan teman kita. Dengan Memanfaatkan indera kita seperti pendengaran dan penglihatan yang dapat disebut dengan pengetahuan Empiris, lain halnya dengan belajar yang menggunakan hati yang dapat disebut dengan pengetahuan intuisi. Sedangkan proses kita dalam belajar baik disekolah maupun rumah itu dapat disebuat dengan proses pembelajaran.
Lalu bagaimana sih dengan konsep pembelajaran itu sendiri?
Umumnya kegiatan pembelajaaran sering dilakuakan di sekolahan , dari pihak lembaga atau yayasanpun biasanya menggunakan sebuah kurikulim yang menyesuaikan keadaan dan situasi dilingkungan sekolah atau guna sebagai pendekatan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa/siswinya dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan maksimal. Dikutip dari buku yang dikarang oleh Prof. Dr. Ratna Wilis Dahar, M.S yang berjudul “Teori-teori Belajar dan Pembelajaran”, adapun metode pendekatan seperti Student Centered Learning atau bisa disingkat SCL. Yang Mana metode pembelajaran ini berfokus terhadap siswanya sebagai pusat proses belajar dan guru hanya sebagai fasilitator dalam memfasilitasi siwa untuk belajar dan mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan pemhaman mereka secara mandiri.
Sementara itu kita juga perlu mempelajari dan memahami dari teori-teori konsep belajar, yang mana hal ini penting guna perkembangan dalam konsep belajar dan pembelajaran. Teori-teori belajar dikelompokan menjadi teori sebelum abad ke-20 serta teori selama dan sesudah abad ke-20. Pengelempokan ini dilakukan karena sebelum abad ke-20 , teori belajar dikembangkan berdasarkan pemmikiran filosofis, tanpa dilandasi eksperimen, sedanngkan teori belajar ke-20 dikembangkan secara ilmiah. Yang mana teori di abad ke 20 di bagi menjadi 2 bagian, yaitu Teori Perilaku dan teori kognitif , yang pada 2 masing-masing teori tersebut masih memiliki cabang teorinya masing masing.
- Teori Belajar perilaku
Behaviorisme atau teori belajar perilaku adalah konsep populer yang berfokus pada bagaimana siswa belajar. Behaviorisme atau teori belajar perilaku adalah konsep populer yang berfokus pada gagasan bahwa semua perilaku dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan. Misalnya pada teori Perilaku yang menyatakan bahwa pentingnya memberikan kesimpulan atas observasi atau pengamatan terhadap perilaku eksternal dan terbuka organisme-organisme. Lalu di teori ini memiliki beberapa bentuk belajar seperti, belajar responden, belajar oprant, dan belajar observasional. Dan juga ada teori-teori dari beberapavtokoh seperti,
- Ivan Pavlov: calssical conditioning
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, seorang tokoh yang bernama Pavlov bersama rekan-rekanya melakukan obseravasi terhadap pencernaan seekor anjing. Selama meneliti mereka para ahli ini memperhatikan kecepatan dan waktu pengeluaran air liur anjing. Dalam experimenya ini pavlov dan para ahli menunjukan bagaimana belajar dapat mempengaruhi perilaku yang selama ini dianggap sebagai refleksif dan tidak dapat dikendalikan seperti pengeluara air liur.
- E.L Thorndinke:Hukum Pengaruh
Hasil yang dilakukan Pavlov merangsang. para alhli yang ada di Amerika Serikat , Seperti E. L. Thorndike (Hiligard and bower, 1966). Dalam Studi ThornDike terdahulu, ia memandang perilaku sebagai respons terhadap stimulus-Stimulus dalam linkungan. Pandangan ini menyatakan bahwa sebuah stimulus dapat mengeluarkan respon merupakan titik tolak teori Stimulus-Respon atau S-R yang dikenal sampai sekarang.
Dalam sejumlah exsperimen, Thorndike menempatkan kucing-kucing dalam kotak-kotak, Dari kotak-koatak ini kucing harus keluar untuk mencari makanan. Ia mengamati bahwa sesudah beberapa selang waktu kucing-kucing itu belajar bagaimana keluar dari kotak-kotak itu secara lebih cepat dengan mengulang-ulangi sebuah perilaku yang mengarah ke luar dan tidak mengulangi perilaku-perilaku yang tidak efektif. Dari percoabaan ini, Thorndike mengembangkan hukumnya yang dikenal dengan Hukum Pengaruh atau “Law of Effect” .
- B.F. Skinner: Operant Conditioning.
Pavlov pada umumnya memusatkan pada perilaku yang disangkanya ditampilkan oleh stimulus-stimulus khusus. Akan tetapi skinner berpendapat bahwa perilaku-perilaku semacam itu mewakili sebagian kecil dari semua perilaku. Ia menyarankan suatu kelas lain dari perilaku ia menyebutnya sebagai perilaku operant sebab perilaku ini beroperasi pada lingkungan tanpa adanya stimulus-stimulus tak terkondisi apapun. Sebagai contoh misalnya, bila perilaku sesorang segera diikutkan oleh konsekensi yang menyenagkan dan tak menyenangkan untuk merubah perilaku, jadi sederhanya seperti seorang siswa dijanjikan akan diberi hadiah jika belajar dengan giat, maka siswa tersebut akan semangat untuk belajar terus menerus sampai mendapatkan hadiah, hal ini dapat disebut dengan operant conditioning.
Ketiga cabang teori dari Teori Belajar Perilaku tersebut membahas tentang konsep behavioristik terhadap tingkah laku pada makhluk hidup. Jadi didalam ke tiga teori tersebut telah terjadi proses percobaan terhadap tingkah laku mahkluk hidup yang melibatkan stimulus-stimulus mapun tanpa stimulus yang diberikan kepada mahkluk hidup.
b.) Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial merupakan perluasann teori belajar perilaku yang tradisional. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969). Teorin ini menerima sebagian sebagian besar prinsip teori belajar perilaku , tetapi lebih banyak memberikan penekanan pada efek-efek isyarat pada perilaku dan proses mental internal.
c.) Teori Belajar kognitif
Telah dikemukan terdahulu oleh ara penganut teori belajar kognitif berpendapat bahwa perilaku yang tidak dapat diamati pun dapat dipelajari secara ilmiah. Sebagian beasar dari mereka ini tertarik pada teori yang disebut teori pemrosesan-Informasi . Bagaimana informasi tersebut diproses dalam pikiran dan bagaimana informasi sisajikan sehingga dapat diproses dalam memori kerja.
d.) Teori pemrosesan-Informasi
Dalam model ini, informasi dalam bentuk energi fisik tertentu (sinar untuk bahan tertulis, bunyi untuk ucapan, tekanan untuk setuhan, dyang peka an lain-lain) Diterima oleh reseptor yang peka terhadap energi dalam bentuk-bentuk tertentu itu. Reseptor-reseptor ini mengirimkan tanda-tanda dalam bentuk impuls-impuls elektrokimia ke otak.
Pemahaman yang mendalam tentang konsep belajar dan pembelajaran, serta penerapan teori-teori belajar yang tepat, sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan menggali berbagai pendekatan dan metodologi, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan berpusat pada siswa, sehingga memotivasi mereka untuk terus berkembang dan memperoleh pengetahuan yang lebih luas. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan membangkitkan semangat belajar bagi pembaca, baik di sekolah, kampus, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita terus eksplorasi dan kembangkan potensi kita melalui proses belajar yang berkelanjutan.