Damai : Sejarik Literatur Penggugah Semangat menjalani Kehidupan

Oleh Zainuddin

Tulisan ini diperuntukkan untuk orang-orang yang belum bisa berdamai dengan diri sendiri, orang lain atau lingkungan sekitar dirinya yang menurutnya dipenuhi dengan orang-orang yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Sebelum ke inti pembahasan di dalam tulisan ini alangkah baiknya mengetahui apa itu Damai?. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “damai” berarti aman, tidak ada perang, dan tidak ada kerusuhan. Damai juga dapat berarti keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil. Adanya pengertian tentang damai dalam KBBI yang dijelaskan sebagai kata yang berarti “Aman” adalah kondisi yang menenangkan dan tidak ada pertentangan.
Lantas kemanakah arah dan tujuan tulisan dibuat ? tentu tulisan ini dibuat untuk ratusan atau ribuan bahkan ratusan juta orang yang belum bisa berdamai dengan situasi dan kondisi di sekelilingnya. Pernahkah kalian merasakan adanya ketidakpuasan dengan apa yang kalian cari-cari selama ini? Belajar di lembaga bimbingan belajar yang mahal akan tetapi ternyata saat setelah ujian selesai, nilainya ternyata di bawah rata-rata. Berusaha sekuat tenaga untuk belajar masuk jajaran pegawai negeri sipil, akan tetapi hasilnya malah bukan rezekinya, dan banyak hal lain yang memang hasil tersebut di luar kendali.
Ada pepatah mengatakan “usaha tidak menghianati hasil”. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah akan tetapi tidak semua benar. Sebagai seseorang yang dapat berpikir dengan jernih layaknya manusia pada umumnya, setiap usaha memang tidak pernah menghianati hasil, akan tetapi perlu di ketahui bahwasanya, usaha tidak selalu sebanding dengan hasil. Tujuan adanya hal tersebut adalah untuk kita belajar lebih jauh lagi tentang kehidupan. Bahwasanya semua yang hal yang diinginkan tidak semua bisa terwujudkan. Terkadang hanya perlu merenungkan dan bersyukur atas segala pemberian. Fenomena tersebut sudah banyak yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Respon kita dalam menanggapi hal tersebut hanya bisa ikhlas dan belajar.
Ribuan orang mengeluh dengan hasil yang mereka dapatkan atas pekerjaan yang sudah mereka jalani tetapi tidak sebanding dengan apa yang mereka kerjakan. Hal tersebut juga bisa kita ambil hikmah atas apa yang sudah dikerjakan. Sejalan dengan hal itu, ada suatu peribahasa bahasa inggris mengatakan “Every cloud has a silver lining” – peribahasa ini mengajarkan bahwa di balik setiap kesulitan atau halangan, selalu ada sisi positif atau peluang untuk belajar dan tumbuh. Sudah sepantasnya dan sudah menjadi keharusan pohon berusia ribuan tahun di tebang dan menyisahkan 4 meter saja. Bahkan nantinya akan menjadi tunas baru yang tumbuh.
Filosofi ini mengajarkan kepada manusia agar tidak cepat puas dengan kinerja yang sudah dilakukannya dalam belajar, bekerja dan berusaha. Tidak semua hal yang berat balasannya ringan, dan tidak semua hal ringan balasannya berat. Belajarlah terus menerus tentang arti kehidupan yang tidak akan pernah berhenti meskipun manusia berhenti. Tugas kita hanya perlu tersenyum dan kuat menghadapi hari, selayaknya tumbuhan padi yang akan selalu bertumbuh dan berkembang namun pada akhirnya padi tersebut di panen dan manfaatnya sangat amat besar bagi keberlangsungan hidup manusia. Belajarlah menjadi pribadi yang sabar dan tekun untuk mencoba dan terus menghabiskan kesempatan untuk gagal hingga yang tersisa hanyalah kemenangan dan kebahagiaan.
Tulisan ini di tutup dengan pesan yang sangat amat indah yang di sampaikan oleh Epictetus: “Men are disturbed not by things, but by the view which they take of them.”
(Manusia terganggu bukan oleh peristiwa, tetapi oleh cara mereka memandang peristiwa tersebut). Demikianlah fokus tulisan ini ditujukan untuk seluruh manusia yang merasa terkurung akan ribuan ekspektasi yang seolah menggurui padahal dapat di bangkitkan dengan aksi di dalam diri untuk menyambut kemenangan yang tak pernah dirasakan oleh sebagian orang

Authors

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Facebook
Twitter
WhatsApp