Hidup berstandar TikTok

Hidup berstandar TikTok

Oleh : Zainuddin

Perkembangan teknologi tidak hanya memberikan dampak yang positif terhadap kemajuan zaman berkemajuan. Meskipun teknologi juga bermanfaat untuk pekerjaan seperti halnya AI yang semakin hari semakin canggih, bahkan hingga tulisan ini ditulis pun teknologi tidak pernah berhenti perkembang. Seperti halnya beberapa media yang memberikan hiburan untuk seluruh elemen masyarakat seperti contoh Instagram, TikTok, Facebook dsb. Media-media tersebut di zaman sekarang juga menjadi sebuah media informasi dengan berita-berita yang sedang dibicarakan, gosip, berita dsb.

Masyarakat awam diperkenalkan dengan teknologi dengan beberapa media informasi yang menarik untuk hiburan. Adapun salah satu aplikasi hiburan yang digandrungi yaitu TikTok. TikTok merupakan media sosial dan platfrom video musik yang memungkinkan penggunanya membuat dan membagikan video pendek untuk hiburan. Pada awalnya aplikasi ini menjadi salah satu aplikasi hiburan yang berisi seperti halnya instagram dan facebook dsb yang menjadi media hiburan masyarakat.

TikTok juga menjadi salah satu aplikasi untuk membantu perputaran ekonomi masyarakat dalam jual beli barang di TikTok Shop. Aplikasi ini juga pernah ditutup oleh pemerintah dengan beberapa alasan tertentu. Lantas hal yang menjadi alasan untuk dituliskannya tulisan ini yaitu fungsional aplikasi TikTok yang bergeser ke pada hal-hal yang menjadi pandangan dan sentimen negatif masyarakat. Hal ini disebabkan oleh beberapa oknum yang hanya menginginkan popularitas dan follower yang menjadi salah satu tujuan akhir adanya aplikasi ini.

Salah satu sentimen negatif terhadap aplikasi ini terletak pada cara yang salah tentangg bagaimana menaikkan follower dan ketergantungan terhadap popularitas yang salah. Seperti halnya beberapa oknum yang menyebarkan konten terkait hal-hal yang berdampak pada kehidupan normal manusia. Contoh yang dapat di tunjukkan ke dalam tujuan adanya tulisan ini seperti “Kuliah tidak penting, banyak lulusan sarjana yang menjadi penggangguran”. Konten seperti ini sangat berpengaruh dengan adanya respon masyarakat.

Beberapa masyarakat yang terkena akan dampak konten tersebut seperti halnya komentar yang bervariasi dari banyaknya mayarakat pengguna TikTok. Sehingga gaya hidup seperti ini menjadi standart orang-orang yang mmepunyai statement bahwasanya TikTok menjadi lifestyle sebagian orang dan dibenarkan pada sebagian masyarakat. Hal ini memang tidak di benarkan, karena dapat merusak berkehidupan yang semestinya terjadi di dalam masyarakat. Maka dari itu, beberapa oknum yang kurang bertanggung jawab memberikan statement mereka dengan adanya kepentingan pribadi yang dapat mempengaruhi gaya hidup masyarakat awam.

Perlu di ketahui standart TikTok ini telah menjadi sesuatu yang dilumrahkan dan dijadikan sebagai patokan yang merusak gaya bermasayarakat, gaya berkehidupan dan gaya sosial dengan orang lain. Seperti halnya yang baru-baru ini rame di media sosial adalah “marriage is scary”. Statement ini sangatlah tidak dibenarkan dalam berkehidupan dan tak dapat dijadikan sebagai patokan berkehidupan. Masyarakat mengganggap pernikahan adalah suatu ritual untuk melanjutkan dan mencetak generasi yang berkualitas, akan tetapi semua itu dipatahkan dengan statement yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Anggapan mereka (oknum) yang tidak bertanggung jawab adalah pernikahan sangat menakutkan dengan adanya ketakutan seperti mertua yang jahat, suami/istri yang egois dan ketakutan dalam mengurus anak.

Permasalahan-permasalahan tersebut padahal sudah di jelaskan dengan jelas di dalam agama islam. Agama islam mengatur adanya aturan pernikahan, bagaimana hak dan kewajiban terhadap mertua, hak dan kewajiban suami istri dan cara mengatur anak yang kesemuanya tersebut sudah dengan sangat jelas diatur dengan seadil-adilnya. Sehingga suami istri dapat mengetahui dan mengaplikasikan hal tersebut kedalam pernikahan mereka, maka statement yang tidak bertanggung jawab dari oknum yang hanya mementingkan ego mereka sendiri itu tidak pernah ada, karena mereka yang menyebarkan statement itu mungkin pernikahan mereka yang kurang harmonis dan mereka mengajak banyak orang untuk takut dengan pernikahan dikarenakan masalah mereka yang di bagikan di media TikTok.

Media sosial juga tak dapat dijadikan sebagai tempat untuk mencurahkan permasalahan-permasalahan pribadi. Karena, ketika TikTok menjadi sebuah platfrom yang di nikmati banyak orang sebagai hiburan akan berubah menjadi mimpi buruk bagi orang-orang yang belum pernah merasakan hal tersebut. Demikianlah pentingnya kita dengan bijak mengetahui batas untuk bersosial dengan orang lain melalui media teknologi. Maka, tulisan ini dapat ditutup dengan salah satu quotes “Satu kata buruk bisa menghancurkan seribu kebaikan. Jagalah lisan seperti kamu menjaga kehormatan diri.”

 

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Facebook
Twitter
WhatsApp