Review Buku Pesan-Pesan Kehidupan

Review Buku Pesan-Pesan Kehidupan

Oleh: Ahmad Rofiqi Hasan

Apa yang membuat sebuah buku terasa dekat dengan pembacanya? Mungkin karena bahasanya yang ringan atau karena kisah-kisah di dalamnya relate dengan pembaca. Buku “Pesan-Pesan Kehidupan” karya Muhamad Nuruddin, Lc., MA. adalah salah satu contoh buku yang berhasil menjembatani jarak itu: antara penulis dan pembaca, antara gagasan dan pengalaman, antara pemikiran dan perasaan.

Buku kali ini, hadir dari seorang ulama dan cendekiawan muda asal Jawa Barat. Muhamad Nuruddin, Lc MA. seorang tokoh agama yang dikenal karena pemikirannya yang kritis. Beliau menempuh pendidikan di Al-Azhar Mesir jurusan akidah filsafat S1 dan S2. Telah banyak tulisan dan buku yang beliau karang, lebih dari lima belas buku telah beliau tuliskan. Saat ini kita akan bahas sejenak buku opini beliau dengan judul “Pesan-Pesan Kehidupan”.

Buku ini terbit untuk pertama kali pada Juli 2022 dengan tebal 258 halaman, buku ini tergolong self improvement atau buku motivasi. Buku ini terbagi dalam beberapa tema pembahasan,

– Pertama, Belajar kearifan dari para tokoh dan guru. Membahas pelajaran hidup dari tokoh-tokoh besar, termasuk guru-guru penulis, baik di pesantren maupun di Mesir.

– Kedua, Seputar Keluarga dan Pernikahan. Berisi kisah dan refleksi tentang perjalanan mencari jodoh, makna pernikahan, serta dinamika kehidupan berumah tangga.

– Ketiga, Seputar keilmuan dan Pendidikan. Reflesi keilmuan untuk menemukan tujuan belajar dan mengajar serta esensi dalam menuntu ilmu.

– Keempat, Seputar Agama dan Keyakinan. Ulasan ringan namun mendalam tentang akidah, cara beragama yang moderat, serta ajakan untuk memahami Islam secara rasional dan bijak.

– Kelima, Seputar Spirtualitas dan Tuntunan Hidup. Mengajak pembaca merenungi makna hidup serta menjalani hidup dengan hati yang lapang dan penuh rasa syukur.

Buku Pesan-Pesan Kehidupan karya Muhamad Nuruddin, Lc MA. adalah buku hasil catatan kecil yang dikumpulkan selama berkuliah di Mesir berdasarkan pengalaman dan bidang keilmuan penulis. Buku ini bertujuan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul sehari-hari dan untuk memahami tujuan hidup.

Buku ini mengajak pembaca untuk menemukan kunci yang dapat membuka inspirasi untuk menguatkan keimanan dan amal shalih (kebaikan). Tidak hanya itu, juga menuntun pembaca untuk memahami makna hidup. Dimuat dengan ulasan-ulasan ringan yang menarik mengenai persoalan pendidikan, keluarga, akidah dan cerita-cerita inspiratif selama berkuliah di Mesir menambah nilai ke-khasan dalam buku ini.

Sisi yang menarik dari buku ini adalah jumlah judul yang beragam dan judul tulisan yang relevan dengan kehidupan. Selain itu dalam menyajikan tulisan, penulis memilih menggunakan bahasa sehari-hari yang ringan, pandangan orang pertama yang tentunya mudah untuk dipahami semua tingkatan umur. Ada penekanan point bahasan yang diberikan tebal menambah pemahaman bagi para pembaca.

Buku ini hadir sebagai kumpulan catatan ringan penulis, semasa di Pondok Pesantren sampai kehidupan berkeluarga. Pahit manis hidup penulis ditumpahkan dalam susunan kata pada setiap judul di buku tersebut. Karena bahasanya yang ringan dan mengalir buku ini cocok untuk mendapatkan motivasi kehidupan dari sudut pandang penulis.

Menurut saya pembahasan yang menarik terdapat pada perjalanan jodoh. Pada beberapa judul tersebut, penulis bercerita tentang kehidupan pasca berkuliah di Mesir dan lika-liku mendapatkan jodoh yang sesuai kriteria sesuai tuntunan agama. Kutipan menarik tentang pernikahan “Setelah saya menikah saya menyesal. Menyesal kenapa tidak dari dulu saya menikah. Penulis mendefinisikan pernikahan sebagai jalan untuk meraih kenikmatan dalam hidup dan lebih penting dari itu. Menikah adalah jalan untuk mendewasakan diri, mematangkan pikiran, merauk pengalaman, dan memperkokoh keimanan.

Tentu, buku ini bukan tanpa kekurangan, sebagai buku kumpulan catatan lepas, beberapa tulisan memang terasa tidak utuh. Di beberapa bagian, terutama dalam tulisan-tulisan bertema akidah, ada penjelasan yang terasa terlalu singkat atau menggantung. Masih ditemukan pula typo dan kesalahan tanda baca yang bisa mengganggu kenyamanan membaca. Namun, kekurangan ini tidak cukup besar untuk menutupi nilai-nilai luhur yang coba dibawa buku ini.

Sebagai penutup, saya memberikan ratting 8/10 untuk buku ini. Pembaca diajak untuk mengarungi telaga hikmah para ulama terdahalu dan pemikiran-pemikiran yang belum ditemukan. Maka buku ini mengajarkan kita untuk memahami bahwa kesengsaraan itu bukan disebabkan oleh pahitnya kenyataan dalam hidup. Namun justru karena karena ketidakmampuan kita dalam menikmati hidup atau ketika salah untuk mementukan tujuan hidup. Have a nice read.

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Facebook
Twitter
WhatsApp