Oleh : Zahriyatun Nafiah
Madura, Madura merupakan salah satu pulau di Indonesia yang berada dan mengikuti provinsi Jawa Timur. Tapi mengapa Madura seringkali dikatakan sebagai satu negara sendiri? Yap memang dalam sejarahnya Madura merupakan suatu negara sendiri dan memisahkan diri dari Indonesia sekitar tahun 1948-1950 Masehi ketika Hindia Belanda telah menguasai Madura. Namun setelah negara itu dibubarkan dan bergabung dengan Indonesia terkhusus Jawa timur, mengapa Madura terus disebut negara oleh masyarakat bahkan hingga saat ini???
Madura itu Unik. Dari segi Masyarakatnya atau bahkan alamnya. Masyarakat Madura Madura terkenal dengan masyarakat yang kaku dan teguh pada pendirian nya. Mengapa tidak? Karena mereka tergolong masyarakat yang tak patuh pada pemerintah Indonesia. Misalnya dalam pendidikan mereka menentukan kalender akademiknya sendiri dimana yang pada umumnya kegiatan diliburkan di hari Ahad, mereka memilih masuk dan libur di hari Jumat. Mereka juga tidak mau libur disaat ada perayaan-perayaan hari besar agama lain. Namun ketika hari besar agama Islam mereka tak segan segan membuat hal yang sangat luar biasa. Selain itu mereka juga kerap melanggar sistem lalu lintas yang telah disepakati pemerintah. Bahkan polisi yang mengingatkannya akan dilawan oleh nya. Mungkin itu yang membuat masyarakat menyebutnya negara hingga saat ini.
Masyarakat Madura terkenal dengan masyarakat yang kuat dan tangguh. Meskipun mereka telah membuat kalender akademiknya sendiri tapi para orang tua disana telah berhasil mendidik anak-anak nya menjadi anak yang kuat, tangguh dan pastinya sangat taat pada agama. Mereka mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mengenal dunia bisnis sedari kecil. Mereka diajarkan bahwa hidup itu mandiri dan tidak boleh mengandalkan orang lain. karena kalau ada masalah ya siapa lagi kalau bukan kita sendiri yang akan menyelesaikannya.
Madura juga disebut dengan pulaunya para santri. Mengapa demikian? Karena di Madura ini telah lahir ulama-ulama Indonesia yang sangat berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Indonesia misalnya adalah syaikhona Kholil Bangkalan. dalam kegiatan sehari-hari mereka juga selalu mengenakan pakaian ala santri seperti memakai sarung dan kopiah untuk laki-laki, kerudung dan baju panjang untuk perempuan dimanapun dan apapun aktivitas yang mereka lakukan. Para orang tua juga telah mengenalkan anak-anak mereka untuk mengenal dunia pesantren. Tak heran jika masyarakat Madura merupakan masyarakat yang sangat taat pada agama dan selalu memegang teguh ajaran nabi hingga saat ini.